Decision Support System (DSS) merupakan sebuah sistem yang di tujukan untuk mempermudah atau mempercepat seorang manager dalam mengambil suatu keputusan. DSS merupakan sebuah komputer berbasis sistem informasi yang mendukung bisnis maupun organisasi pengambilan keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus: (1) sederhana; (2) robust; (3) mudah untuk dikontrol; (4) mudah beradaptasi; (5) lengkap pada hal-hal penting; (6) mudah berkomunikasi dengannya.
Awal mula berkembangnya DSS pada tahun 1971, istilah
DSS sendiri diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S.
Scott Morton, keduanya professor MIT. Mereka merasa perlunya suatu kerangka
kerja untuk mengarahkan aplikasi computer kepada pengambilan keputusan
manajemen dan mengembangkan apa yang telah dikenal sebagai Gorry and Scott
Morton Grid. Matriks (grid) ini, digambarkan pada gambar dibawah ini,
didasarkan pada konsep Simon mengenai keputusan terprogram dan tak terprogram
serta tingkat-tingkat manajemen Robert N. Anthony.
Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa langkah –
langkah yang harus dilewati sebelum mengambil suatu keputusan.
1.
1. Intelligence = kegiatan untuk mengenali
masalah, kebutuhan atau kesempatan
Design = cara-cara untuk memecahkan masalah / memenuhi
kebutuhan
Choice = memilih alternatif keputusan yang terbaik
Implementasi yang disertai dengan pengawasan dan
koreksi yang diperlukan
Sesuai dengan namanya DSS atau Sistem Penunjang Keputusan
tujuan yang dicapai dari DSS adalah membantu manajer untuk membuat keputusan
dalam memecahkan suatu masalah semi-terstruktur. Juga meningkatkan efektivitas
pengambilan keputusan manajer.
Komponen yang ada pada DSS, yaitu :
1. Data Management. Termasuk
database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur
oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).
2. Model Management. Melibatkan model
finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif
lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan
manajemen software yang diperlukan.
3. Communication (dialog subsystem).
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem
ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management. Subsistem
optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen
yang berdiri sendiri.
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat
dukungan pemecahan masalahnya menurut Steven L. Alter , 1976
adalah sebagai berikut:
• Mengambil elemen-elemen
informasi.
• Menganalisis seluruh
file.
• Menyiapkan laporan dari
berbagai file.
• Memperkirakan dari
akibat. Keputusan
• Mengusulkan. keputusan
• Membuat keputusan
Kerangka kerja untuk memahami konstruksi DSS
mengidentifikasikan 3 level teknologi DSS:
· Specific
DSS (DSS applications).
“Final product” atau aplikasi DSS yang nyata-nya
menyelesaikan pekerjaan yang kita inginkan disebut dengan specific DSS (SDSS).
Contoh: Houston Minerals membuat SDSS untuk menganalisis joint venture.
· DSS
Generators (atau Engines).
Adalah software pengembangan terintegrasi yang menyediakan
sekumpulan kemampuan untuk membangun specific DSS secara cepat, tak mahal, dan
mudah. Contoh: Lotus 1-2-3, Microsoft Excel.
· DSS
Tools.
Level terendah dari teknologi DSS adalah software utility
atau tools. Elemen ini membantu pengembangan baik DSS generator atau SDSS.
Contoh: grafis (hardware dan software), editors, query systems, random number
generator, dan spreadsheets.